THE BASIC PRINCIPLES OF KUMPULAN CERPEN FIKSI

The Basic Principles Of Kumpulan Cerpen Fiksi

The Basic Principles Of Kumpulan Cerpen Fiksi

Blog Article

Kemudian aku pergi ke kebun sambil tersenyum lebar. Aku lapar. Aku melihat pohon apel yang besar di kebun dan berlari menuju pohon itu untuk makan apel.

Akan tetapi, nahas bagi maman karena bacaan mantra tersebut malah berbalik ke arahnya dan ia pun menjadi batu.

Suatu hari serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk mengetahui siapa yang selalu memasuki kebunnya. Ia bersembunyi di balik pohon dan menunggu siapa gerangan yang datang.

Kami tinggal di sebuah rumah kecil berukuran 4×4 meter persegi yang sebenarnya milik orang lain. Sulit untuk membayangkan bagaimana kondisi kami jika kami tidak memiliki tempat tinggal ini; mungkin kami harus tidur di depan ruko dan berjuang melawan cuaca dingin dan hujan setiap malam.

Esok harinya, hujan turun lagi. Ayah menampung air di ember sebelum hujan berhenti. Kota kami ditutup sehingga kami tidak punya air untuk mandi.

Mamanpun sangat menyesal karena telah menyalahgunakan sihirnya dengan sombong dan tidak bisa kembali menjadi manusia.

Latar yang dimaksud tidak harus kejadian yang terjadi saat itu, namun bisa juga kejadian di masa lalu (

Pada zaman dahulu, di tengah hutan di sebuah pulau terpencil, hidup seorang putri cantik bernama Laila.

Kedua anak Inaq Lembain berteriak sekerasnya, namun masih tidak dihiraukan karena kesibukannya menumbuk dan menampi beras. Suara anaknya yang tadi terdengar dengan jelas kini semakin lama semakin sayup hingga tak terdengar kembali.

Ketika Cerpen Fiksi hendak kembali mencari kayu bakar, si pemuda tidak sengaja menabrak kereta milik raja hingga kereta tersebut terbalik. Meski sudah meminta maaf berkali-kali, raja tetap memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap pemuda tersebut dan memenjarakan dia.

Seorang siswa laki-laki datang terlambat dengan menjinjing sepatunya. Ibu guru bertanya mengapa dia melakukan hal itu.

Di sebuah desa, hidup seorang bocah lelaki yang riang dengan ayahnya. Ayah anak laki-laki itu memberi tahu dia bahwa dia sudah cukup umur untuk mengawasi domba ketika mereka merumput di ladang.

“Baiklah kalo itu keinginanmu, mari bergegas dan segera mencari alamat Ika dahulu.” jawab Mamanya dengan penuh perhatian.

"Mawar kedua ini akan membuatmu menjadi orang terkaya di seluruh negeri, An Li," ucap peri penjaga mawar itu. "Huh, tanpa mawar ini pun sebentar lagi aku pasti bisa melebihi kekayaan Kaisar Chen," jawab An Li sombong lalu melanjutkan perjalanan.

Report this page